Cerita Nasabah : Ibu Sri Agustina
- 2 min read

Cerita Nasabah : Ibu Sri Agustina

On this page
Introduction

Di ujung utara Jawa Barat, tepatnya Cirebon, geliat usaha batik bisa kita lihat salah satunya di sebuah komunitas batik bernama Cahaya Murni. Ibu Sri Agustina dan beberapa rekannya adalah sosok di balik Cahya Murni. Meraka menjalankan kios batik di pusat batik Trusmi, Cirebon. Awalnya selama belasan tahun ia hanya mengirim hasil batikannya ke gerai-gerai milik pengusaha lain di sana. Buruh batik istilahnya. Alhamdulillah keadaan kini berbalik.

”Dulu saya bikin batik, lalu jual ke toko-toko di Trusmi atau saya jual ke pengeber dan dijual lagi ke orang lain. Harganya rendah. Misalnya harga batik tulis Rp 400.000, saya dapat 30 persen. Itu pun tidak dibayar sekaligus, dicicil tiga kali,” tutur beliau.

Ibu Sri dan beberapa pembatik pada 2014 memperoleh bantuan dari program Daya yang digagas Bank BTPN Syariah berupa permodalan dan pelatihan tentang pewarna alam, keselamatan kerja, pengelolaan keuangan, dan pemasaran. Tak perlu waktu lama, mereka kini bisa mengelola usaha batik sendiri di Cirebon.

Resiliensi para pembatik Cirebonan sudah terbukti. Melewati masa-masa sulit, dan kini perlahan terus bangkit. Pada akhirnya, resiliensi akan terbentuk ketika kreativitas terus diolah dan siasat dibuat untuk berhadapan dengan berbagai hantaman.