Cerita Nasabah : Ibu Toyinah
- 2 min read

Cerita Nasabah : Ibu Toyinah

On this page
Introduction

Tumbuh sebagai generasi ke-empat dari keluarga pembatik tidak menjadikan Ibu Toyinah sosok yang manja alias ‘terima beres’. Sejak kecil ia ditempa untuk mandiri dan belajar seluk-beluk dunia batik. Mulai dari menggambar pola hingga mencanting. Alhasil ia paham bagaimana cara menghasilkan batik tulis yang berkualitas. Bukan hanya dari sisi bahan baku tapi juga proses produksi yang penuh ketelitian.

Ibu Toyinah pertama kali bergabung menjadi nasabah BTPN Syariah tahun 2022. Pembiayaan dari BTPN Syariah kala itu ia gunakan untuk membeli bahan baku batik tulis. Jiwa kemandirian membuatnya pantang untuk bergantung kepada keluarga. Inilah alasan yang membuatnya mengajukan pembiayaan ke BTPN Syariah. Selain karena mudahnya proses pengajuan, tidak adanya agunan dan prinsip syariah merupakan daya tarik bagi Ibu Toyinah untuk menjadi nasabah.

“Manfaat yang saya dapatkan setelah bergabung dengan BTPN syariah bukan hanya dalam permodalan usaha. Saya juga dibantu dalam pemasaran batik melalui event yang diselenggarakan oleh BTPN Syariah seperti kegiatan Semarak Daya di kantor cabang dan Selendang Mayang di kantor pusat,” ungkapnya.

Alhamdulillah usaha yang ia jalani berjalan dengan stabil. Ia tidak segan menawarkan batik tulisnya dari kantor ke kantor. Terkadang ia ikut pameran atau bazaar. Namun ia belum mencoba menjualnya di marketplace karena keterbasan waktu.

Ibu Toyinah bermimpi bisa menunaikan ibadah umroh bersama keluarga kecilnya. Ia juga berharap usahanya lebih berkembang dan terkenal sehingga batik tulis kreasinya bisa mendunia.